banner



kalau gitu

Cerita Bersambung Hidup Di Bali Part 09

[ Part 9 – Istriku ]

[ POV Nanda ]

"Ayank anggie kenapa, aku samperin aja ya" kata silvi

"Gak usah yank, biarin aja dulu" kata gw

"Kok gitu, aku takut dia ada kenapa napa" kata silvi

"Dengerin aku deh, kayaknya emang dia ada masalah, tapi sepertinya saat ini dia masih pengen sendiri, nanti malem deh kamu telpon dia" kata gw

"Hmm iya ya. Mudah mudahan dia gak kenapa napa" kata silvi

Kita pun naik mobil dan balik kerumah.

"Maem dulu yok" ajak gw lagi nyetir,

"Yank aku masih kepikiran,hiks" kata silvi

"Ehh anggie nelpon" kata silvi kaget

"Speaker yank" kata gw

"Halo Gie, kamu gapapa kan??" tanya silvi

"Hehe, maaf ya" kata anggie

"Kamu kenapa tadi kok nangis?" tanya silvi

"Gapapa kok Vi, keinget sesuatu aja" kata anggie

"Bener gapapa? besok kalau gak bisa, gapapa kok, kalau kamu ada masalah" kata silvi

"Ehhh, bener, serius, aku gapapa. Besok aku pasti dateng, orang udah siap semua juga" kata anggie

"Kamu cerita ya kalau ada masalah" kata silvi

"Iya iya, nanti aku ceritain deh. Kalian udah dimana nie?" tanya nya

"Masih di jalan, aku kepikiran kamu terus lo" kata silvi

"Hehe, so sweeet" katanya

"Kamu tu bikin kawatir tau" kata silvi

"Iya iya maaf, ya udah kalian lanjut deh, daa silvi" kata nya

"Daa say" kata silvi menutup telpon nya

"Tu kan yank, dia emang ada masalah kayaknya tapi gak masalah berat pasti" kata gw

"Iya ya, anggie nie emang misterius yank. Apalagi masalah asmara, aku heran cewek se cantik dia, se keren dia, masih jomblo lo" kata silvi

"Haaaa??!!" kata gw kaget,

"Serius yank" kata silvi

"Lesbi kali yank, hahaha" kata gw

"Sembarang kamu ya, kalau dia gitu, aku pasti udah di perkosa" kata silvi, sialan gw jadi ngebayangin Anggie bercumbu sama Silvi, kwkwkw

"Terus kenapa dong? masak sih gak laku" kata gw

"Kayaknya dia emang menutup hatinya yank, mungkin pernah disakiti cowok atau gimana gitu" kata silvi

"Dia gak mau cerita?" tanya gw

"Gak mau, tiap aku tanya, dia pasti mengalihkan pembicaraan" kata silvi

"Ooo gitu, kalau gitu kamu jangan maksa juga ya, mungkin emang dia punya rahasia yank gak boleh orang tau" kata gw

"Iya yank, aku juga paham kok" kata silvi

"Yank air kamu taruh mana?" tanya silvi

"Tu di pintu yank" lalu dia meminum 1 botol air mineral

"Hmmpp.. uwekk" dia seperti mau muntah

"Mual yank?" tanya gw

"Iya yank, gak enak rasanya perut aku" katanya.

"Tapi sekali sekali aja datengnya. anak kamu nie, rewel" katanya

"Nanti kita ke dokter aja ya, mungkin dikasi vitamin atau apa gitu" kata gw

"Iya yank. Apa aku kasi tau mama aja ya" kata silvi

"Kalau menurut aku sih kasi tau aja yank, gak enak juga kita nyimpen rahasia gini" kata gw

"Iya ya, kita mampir kerumah aku dulu ya. Ehh rumah gadis aku maksudnya, hihi" kata silvi

"Okee, makan dulu ya" kata gw

"Iya, yank aku pengen makan ayam suir yang kayak dulu kamu buat tu" kata silvi,

"Wah udah mulai ngidam ya, hehe" kata gw

"Gak tau, pengen aja" katanya. Gw pun cari warung makan yang jual seperti itu, emang beda sama masakan gw, tapi ya mirip lah.

"Kok dikit banget maem nya" kata gw, karena silvi seperti gak pengen

"Udah gak pengen lagi yank ,dah kenyang" katanya,

"Yah, gak laper emangnya?" tanya gw

"Ngak, gak enak perut aku, hiks" katanya.

"Ya udah, ntar pokoknya kita ke dokter ya. Sekarang kita pulang aja dulu" kata gw,

"Iya yank" katanya. Emang udah 2 minggu ini silvi terlihat sering lemes, kayaknya karena dia hamil. Selesai makan kita naik mobil dan otw rumah nya silvi, deket rumahnya dia dari salon nya Anggie.

"Lemes?" tanya gw,

"He ehh.. mau bobok yank" katanya,

"Iyaa, nanti dirumah kamu istirahat dulu" gw kecup keningnya dan gas ke rumah silvi.

"Ehh kok gak bilang pulang" kata mama nya lagi di ruang keluarga,

"Tadi abis dari salon ma, untuk acara besok" kata gw, sekarang gw gak panggil "ibu" lagi tapi "mama" aja biar lebih akrab.

"Silvi sakit?" tanya mama nya,

"Lemes ma, capek" katanya duduk di sofa. Mama ngelirik gw, pasti kawatir dia, apa silvi sakit lagi.

"Papa mana ma?" tanya silvi,

"Lagi keluar, baru aja" kata mama. Lalu silvi ngeliat gw, gw mengangguk ngasi kode ke dia.

"Jadi gini ma, aku mau ngomong sesuatu" kata nya,

"Iya kenapa?" tanya mama bingung

"Sebenernya aku.. aku hamil ma" kata silvi

"Bagus kan, ehh tapi kok… ooo… kapan kamu terakhir mens?" tanya mama nya

"Bulan lalu ma" kata silvi,

"Jadi sebelum nikah, kamu udah hamil gitu?" tanya mama

"Iyaa" kata silvi

"Ma maaf kita gak jujur kemaren, kita pikir, toh juga mau nikah, jadi nanti aja ngabarin nya" kata gw

"Yang gitu gitu harusnya kalian jangan sembunyiin, apalagi sama orang tua" kata mama,

"Mama gak marah kan?" tanya silvi

"Hadehhh, ngapaen juga mama marah marah. Mama mau punya cucu, kalian juga udah nikah" kata mama,

"Hikss, makasi maah" silvi memeluk mamanya,

"Terus udah ke dokter?" tanya mama

"Be..belum" jawab kita kompak

"Astaga.. Gini akibatnya kalau gak mau bilang dari awal. Oke ntar sore harus ke dokter, harus di cek, siapa tau ada kenapa kenapa kandungan kamu" kata mama

"Hehe iyaa, ntar mama ikut ya" kata silvi,

"Iyaa. Sekarang kamu tidur dulu sana, pasti lemes. Sempet mual gak?" tanya mama

"Iya ma" kata silvi

"Ya biasa itu, besok kalau kamu gak kuat, istirahat aja" kata mama

"Iya yank, nanti jangan di paksa ya" kata gw. Gw pun nganter silvi ke kamar nya, dan nemenin dia tidur. Kasian jg istri gw, tapi emang proses hamil kayak gini, gw harus tetep kasi dia semangat. Gw peluk erat istri gw dari belakang sambil dengerin suara dengkurannya dia, hihi.

Pas gw mau ikut tidur, hp gw bunyi, siapa lagi nie WA. Ehh mama.

"De kamu tidur?" tanya nya

"Belum ma" balas gw

"Bisa sini ke bawah" katanya.

"Iya ma" bales gw. Gw bangun pelan pelan, dan ninggalin silvi. Gw turun tangga dan mama udah nunggu gw di bawah, lagi duduk duduk nonton TV.

"Napa ma?" tanya gw duduk di sebelahnya

"Ya temenin mama ngbrol aja. Gimana acara besok?" tanya nya

"Sekarang dirumah lagi sibuk sibuk ma, aku malah pengen balik dulu bentar kerumah, bantu bantu" kata gw

"Iya mending gitu aja, gak enak juga kamu pergi keluar gini tapi dirumah lagi sibuk" kata mama.

"Nanti sore aja aku kesini lagi ya. Sekalian anter silvi ke dokter" kata gw

"Iya, sekarang biarin aj dulu dia istirahat" kata mama.

"Ryan mana ma?" tanya gw

"Masih les, sore baru pulang" katanya

"Besok kita jam berapa dong kerumah kamu?" tanya mama

"Dari pagi aja ma, sambil liatin acaranya" kata gw

"Harus pake kebaya ya De?" tanya nya

"Gak juga ma, nyaman nya mama aja, hehe" kata gw

"Kita pake pakaian adat Bali aj deh, kebetulan mama udah nyiapin juga" kata gw

"Ya itu bagus juga ma, aku gak pernah liat juga mama pake kebaya, haha" tawa gw

"Bentar ya, jangan pulang dulu, mama coba pakai, terus kamu liat" katanya

"Iya deh, tapi gak lama kan ma" kata gw,

"Ngak kok" dia jalan ke atas, ke kamarnya kayaknya. Gw masih nunggu di bawah, liatin jam. Gw juga udah di WA sama saudara dirumah, masak yang punya acara malah gak ada. Hadeh gw pamitan aja deh. Gw naik ke atas dan mengetuk pintu mama.

"Ma udah belom, aku harus balik nie" kata gw

"Masuk aja" katanya. Kok malah disuruh masuk, gw buka pintu, kepala gw nongol. Gw emang belum pernah masuk kamarnya mama.

"Sini lo" katanya, ternyata dia lagi ada di sebelah kanan, jadi emang gak keliatan, harus masuk dulu.

"Niii, gimana bagus gak?" tanya nya

"Haha" tawa gw

"Kok ketawa?" tanya nya

"Mama tu kayak tukang jamu, tinggal bawa bakul aja nie" kata gw

"La terus?" tanya nya

"Ini lo kainnya, jangan di atas lutut gini, di bawah" kata gw,

"Ohhhh.." katanya melepas kainnya, aduhh dia cuma pake celana dalem lagi,

"Gini?" katanya,

"Ya betul, kan cantik" kata gw,

"Nanti tinggal lilitkan kain selendang ini" kata gw.

"Cantik ya?" katanya sambil ngaca

"Iya udah kayak gadis bali" kata gw

"Ya udah, aku pulang ya ma" kata gw. Mama dengan cepat ke pintu kamar, menutup dan menguncinya.

"Ceklek!" suara pintu ke kunci

"Mau kemana sih, temenin dulu napa" katanya mendekati gw. Mati dah gw sekarang, diperkosa sama mertua.

"Ma.. jangan ma.. gak enak aku" kata gw, walaupun gw nafsu tapi gw masih punya perasaan, istri gw lagi hamil sekarang gw mau genjot mama nya.. Tapi.. tapi..

"Ma.. maa.." dia mendekati gw,

"Sssstttt" dia menempelkan telunjuknya di bibir gw,

"Mama kangen banget, kamu jarang lagi main kesini, jahat banget kamu sama mama" katanya

"Ta..tapi ma" kata gw

"Kamu mau mama nyari cowok lain??! Hahh, mau??" tanya nya

"Hmmppff.. hmpppppf.. hahh" dengan cepat dia memeluk leher gw dan melumat bibir gw, lidah nya aktif masuk ke mulut gw. Emang nafsu mertua gw nie lagi di puncak kayaknya. Gw puasin aja dia, bahaya juga kalau lama lama.

"Hmmppf!!" dia kaget saat lidahnya gw hisap di mulut gw, pantatnya yang bulet gw remas remas sekuat tenaga. Ciuman kita bener bener basah, penuh nafsu, hanya nafsu. Puas dengan bibir gw, mama mendorong gw, gw duduk di tempat tidurnya. Dia melepas kain yang dia pakai, lalu semua pakaiannya. Ini emak emak, kenapa body nya hot kayak gini ya. Toket nya bulet montok, kulitnya putih mulus. Lalu dia berlutut di depan gw, dia membuka kancing celana gw, dan menarik nya, celana dalam gw juga di tarik dan di buang di lantai.

"Jadi ini yang bikin anak aku hamil" katanya menggenggam kontol gw yang udah berdiri tegak.

"Ahh.." gw menahan geli saat lidahnya menyentuh ujung kontol gw. Dia jilat dari atas sampai bawah. Lalu biji gw juga dia kulum bergiliran.

"Ahhhh.." gw menangadah memejamkan mata.

"Hmmppf..hmmppff" ternyata kontol gw udah dia lahap. Naik turun kepalanya di selangkangan gw. Gila enak banget hisapannya, kontol gw sebesar ini bisa dia lahap semua. Emang milf kayak gini pasti suka di kasarin, gw kasi pelajaran aja dia.

Gw berdiri, dia masih melahap kontol gw dan ikut berlutu. Gw pegang kepalanya dan gw maju mundurkan kontol gw dengan cepat di mulutnya. Makan nie ma, pikir gw.

"Houuggh.. oughh..haahhh.." dia seperti tersedak. Lalu gw lepas kepalanya.

"Uhuk uhukk…" dia batuk seperti mau muntah. Belum sempat dia ngambil nafas, gw pegang lagi kepalanya, gw jambak rambutnya dan gw pompa lagi mulutnya. Enak banget rasanya.

"Hmmppggg.. oohggwekk.." air liurnya keluar dari mulutnya, air matanya juga keluar.. Tapi dia malah tersenyum melirik gw. Gw angkat tubuhnya, gw dorong ke atas tempat tidur. Gw buka kakinya, dengan cepat gw masukkan kontol gw ke memeknya.

"Ahhhh.. oughhh..ahh" desahnya. Dengan cepat gw genjot sekuat tenaga. Gw hentakkan dalam dalam kontol gw, toketnya yang bulat naik turun seirama dengan gerakan tubuhnya.

"Oughh syank.. enak banget… lebih keras lagi… ahhh…" desahnya, gw peluk tubuhnya, gw cupang lehernya yang putih. Lalu gw kenyot puting nya.

"Iyaahh.. itu.. terus terus syank.. ahhh.. ahhhhhh" dia makin mendesah, dia menyilangkan kaki nya dia pantat gw. Dia memeluk leher gw, tapi gw tepis tangannya, gw taruh tangannya di atas kepalanya, gw tahan pake satu tangan gw. Seksi banget mertua gw.

"Ahhhhhhhhh.. ahhhh" desahnya kaget saat gw jilatin ketiaknya, bersih mulus, kayak punya silvi. Memeknya udah becek bener, kayak isi oli.

"Ahhh..ahhh…ahhhhhhhhhhh" tubuhnya mengejang, menekan pantat gw dengan kakinya. Gw benamkan kontol gw dalam dalam, dia orgasme lama banget. Nafasnya ngos ngosan. Mukanya udah lemes, tapi gw harus cepet selesaikan. Gw cabut kontol gw, dan membalik tubuhnya, sekarang dia tengkurang, gw arahkan kontol gw ke memeknya lagi dari belakang.

"Ahhh.. oouhhh.. ouhh" dia mendesah pelan saat gw mulai pompa dari belakang. Hmm.. enak banget, tambah sempit kalau gini. Gw tindih dia dari atas, gw jambak rambutnya dan dia menoleh ke belakang.

"Hmmppf.. hmmpfff.." gw lumat bibirnya sambil gw genjot dengan kuat, suara spring bed nya beradu dengan desahannya. Sekilas gw lihat ada foto dia dengan pak toto, tertempel di dinding.

"Pak maafin, mantu mu ini. Aku melakukan ini karena emang istri mu membutuhkannya. Aku sangat menyayangi kalian, terutama silvi" pikir gw

"Ahhh.. ahhh.. ahhhhh.. ahhh" desahnya, pantatnya yang semok gw rasakan empuk bangnget saat beradu dengan paha gw.

"Ma aku keluar" kata gw

"Iyaa syank.. diluar yahh" katanya

"Gak.. aku mau di dalem ya.." kata gw, pengen banget gw ngecrot di dalem,

"Ahh.. jangan.. nanti.. mama.. aahhh.." katanya

"Kalau gitu aku gak mau lagi sama mama nanti" kata gw ngancem, gw pelanin tempo genjotan gw

"Ahh.. jangan gitu syank.. mama gak bisa tahan.. mama mohon.." dia memohon, hihi

"Aku masukkin sini ya" kata gw meraba lubang anus nya dengan kepala kontol gw,

"Aman kan kalau disni" kata gw

"Ahh.. tapi.. mama belum.. pern.." belum selesai dia ngomong gw udah dorong sekuat tenaga, gila sempit banget, perawan pasti..

"Ahhhhhhhhhhhggggggggg.." dia kaget, menahan sakit, meremas sprei dengan kedua tangannya. Dia pasti pengen nolak, tapi takut juga dengan ancaman gw. Lalu gw maju mundurkan kontol gw. Enak banget, ahh..

"Maa.. enak banget.. ahh" bisik gw di telinganya.. Dia hanya memejamkan matanya. Gw rasakan udah mulai licin, enak banget emang lubang ini.

"Hmmpp.. hmmpp..ahhh" mama mulai ikut mendesah, kayaknya udah enak

"Enak ma?" bisik gw

"He ehhh.." dia memejamkan matanya

"Aku keluar yah" kata gw

"Iyaaa.. ahhh ahhh" katanya. Gw percepat sodokan gw, gw rasa sperma gw udah ada di ujung.. Anjr enak nya

"Ahhhhhh.. ahhh.. ahhhh" gw benamkan kontol gw dalam dalam, gw peluk tubuh mulusnya yang penuh keringat dari atas. Gw nikmati orgasme gw, kontol gw mulai mengecil, geli banget, lalu gw tarik dan menjatuhkan diri di sebelah nya. Kita masih mengatur nafas.

"Ma aku pulang ya" kata gw

"Iyaa, mama mau tidur, lemes" katanya

"Hihi, udah puas langsung aku diusir ya" kata gw bangun dan memungut celana gw,

"Hehe, gak gitu syank. Kamu emang hebat banget, selalu bikin puas. Nanti sering sering main kesini ya, kalau ngak, mama yang datengin kamu" katanya meluk gw dari belakang

"Mama nie masak kepengen terus" kata gw

"Kamu yang bikin ketagihan, ahhhh" katanya merabahkan tubuhnya di tempat tidur,

"Ya udah, ntar sore aku kesni lagi ma" kata gw.

"Iya hati hati ya" katanya tiduran hadap samping, dengan 1 tangan menopang kepalanya. Gw beneran kayak gigolo rasanya, kurang bayaran aja nie, haha..

Gw ke kamar pinjem kamar mandi bentar, cuci kontol gw yang bau tai, hahaha. Setelah beres, gw keluar kamar mertua gw. Untung gak ada orang, gw buka kamar silvi dia masih tertidur. Di bawah gw ketemu mbak Siska.

"Ehh, mas bli, gak tau aku mas disini?" katanya

"Tadi tidur mbak di atas, abis dari salon, untuk acara besok" kata gw

"Oo gitu" katanya,

"Mbak besok ikut ya, dateng" kata gw

"Iya mas, ibu juga ngajakin aku" katanya

"Sip deh, aku pamit dulu mbak" kata gw

"Mbak silvi nya gak di ajak?" tanya nya

"Nanti aku kesini lagi, biarin dia istirahat dulu" kata gw. Sialan lemes banget dengkul gw. Lalu gw pamitan juga sama anak anak di toko. Gw ambil mobil dan otw rumah.

Ehh ada WA lagi, mama.

Gila bener gw punya skandal sama mertua lagi. Gw tancap gas, sambil inget inget jepitan mama tadi. Hehe.

[table id=iklanlapak /]

[ POV Silvia ]

"Hmmm… hmmm.." aku kedip kedip, ngelihat sekitar. Enak banget rasanya dapet tidur siang. Aku raba raba di samping, ehh suami aku mana. Mana suami akuuu!!! teriak ku dalam hati. Rasanya kayak anak ayam kehilangan induknya, hehe. Aku ambil HP, ku lihat dia ada WA.

"Syank, aku duluan balik ya, bantuin kerja dirumah. Tar sore aku jemput sekalian kita ke dokter. Muach" ketiknya. Lalu ada fotonya lagi nyium kening ku. Hihi.

"Iya syank, aku baru banguun" bales ku, tapi gak di baca sama dia, pasti lagi sibuk. Aku lihat jam udah jam 3 lebih, cukup lah tidur 3 jam. Aku pun ke dapur, dapur buat ambil minum. Ku lihat mama lagi di dapur lagi cuci gelas, sambil garuk garuk pantatnya, ihh mama nie.

"Ayo ngapaen tu?" kata ku bikin dia kaget

"Haaa, tak kira siapa" katanya.

"Gatel vi, hehe" katanya

"Mama kok kayak baru bangun tidur sih" kata ku

"Mama juga ketiduran tadi, ini baru aja bangun" katanya. Lalu aku ambil air dari dispenser.

"Ma kenapa tu merah merah lehernya?" tanya ku,

"Mana? Ini ya?" katanya

"Iya, gatel ya?" tanya ku

"Iya vi, gak tau nie gatel banget" katanya garuk garuk.

"Ehh itu ada lagi di bawah, diatas tetek mama" kata ku, karena mama emang cuma pake tanktop

"Mama ambil salep deh" katanya lari ninggalin aku. Lalu aku duduk duduk di sofa di ruang depan. Sambil main HP, ku lihat story story temen temen. Ku lihat story nya anggie, dia foto gaun, terus ada caption nya, "For my best friend" hihi.

"Duh gak sabar deh makenya" ku WA dia dengan mereply story nya.

"Haha, enaknya yang mau kawin" katanya

"Iya, biar ada yang cepet nyusul, hihi" ketik ku

"Hahaha, nyindir nie?!" ketiknya

"Kalau anda ngerasa, berarti iya, wwkwkkww" ketik ku lagi

"Gie, jujur deh ama aku, beneran kamu gak punya cowok?" tanya ku

"Jangan bahas itu deh Vi" ketiknya

"Kok kamu gitu tiap aku tanya soal cowok" kata ku

"Ada sesuatu yang berusaha aku lupain vi, hmmm" ketiknya

"Bolehkan best friend mu ini tau?" ketik ku,

"Nanti pasti aku ceritain ke kamu" katanya

"Tak kira kamu tu gak suka cowok, hihi" kata ku

"Haha, sebenernya gitu vi, aku tu suka sama kamu, kamu mau gak jadi selingkuhan aku, wkwkwkwkwk" ketiknya,

"Haaa, mau banget, aku juga suka kamu. muach muach" ketik ku, aku ketawa ketawa sendiri ngetiknya

"Wkwkwk, gara gara kamu aku dikira stres sama tamu ku nie" ketiknya

"Ehh kamu lagi ngapaen?" tanya ku

"Ini lagi di salon, bantuin anak anak" katanya

"Sini yok, maen" kata nya. Apa kesana aja ya, sambil nunggu Nanda. Ini baru jam set 4, nanda bilang dateng jam 6. Ke dokter paling jam 7. Sana aja deh, mumpung deket juga.

"Hmm iya deh, tapi aku gak ganggu kan??" tanya ku

"Gak lah, sekalian aku creambath deh, biar besok tambah cantik" katanya

"O iya, otw say, hihi" kata ku semangat. Aku lari ke kamar ganti baju.

"Mahh… maaaaa!" teriak ku panggil mama

"Napa?" tanya nya

"Ma pinjem mobil" kata ku

"Ehh penganten baru gak boleh kemana mana" kata mama

"Deket ma, ke salon nya Anggie, bentar aja" kata ku

"Hati hati ya, inget ntar ke dokter" kata mama

"Iyaaa" aku ambil kunci mobil nya mama, dan otw salon nya anggie. 10 menit aku sampai disana. Aku masuk ke salon nya, dan clingak clinguk nyari Anggie.

"Ada yang bisa di bantu kak?" tanya pegawainya

"Hehe, mau nyari Anggie mbak" kata ku,

"Ooo itu mbak nya ada di ruang itu" katanya. Gw nongol kesana.

"Duduk Vi" kata Anggie pas liat aku,

"Tunggu ya, lagi dikit" katanya sambil ngerias salah seorang pelanggannya

Aku duduk nungguin dia, lalu ada VC dari Nanda.

"Ehh udah bangun" katanya, dia lagi keringetan,

"Hehe, kamu ngapaen tu yank?" tanya ku

"Ini tadi baru beresin tenda yank, sama bantuin tukang dekorasinya, bagus jadinya rumahnya, haha" tawanya

"Ayank maaf gak bisa bantu ya" katanya

"Gak mau, tiada maaf bagimu" katanya

"Ehh kamu dimana nie?" tanya nya

"Hehe, lagi di salon nya Anggie yank, maen" kata ku

"Oalah, kamu udah gpp kan?" tanya ku

"Iya udah sehat, fit" katanya

"Ya udah, ntar jm 6 aku kerumah ya, ini biar tak lanjut dulu" kata nya

"Iya, daaa. muach" kata ku

"Duh jadi cemburu aku, haha" kata anggie, ternyata dia udah selesai.

"Hehe, maklum penganten baru" kata ku

"Udah maem?" tanya nya

"Udah sih tadi siang" kata ku

"Napa mau nraktir yah?" tanya ku

"Haha, yok, beli batagor di depan" katanya

"Siapppp ibu bos.. ehh ibu pengelola" kata ku

"Hahaha"

Kita pun keluar, jalan kaki. Kebetulan banyak banget ada yang jual makanan deket situ. Kita masuk ke penjual batagor, dan anggie memesan 2 porsi.

"Hmmm.. kalau di bandung baru enak banget" katanya sambil nguyah

"Iya kan tempat asalnya" kata ku

"Kamu pernah ke bandung vi?" tanya nya

"Belum, kamu sering ya?" tanya ku

"Ngak sih, kakak ipar ku kan orang Bandung" katanya

"Ooo gitu. Terus kalau teman ipar ku orang mana?" tanya ku

"Maksud lo?" tanya nya

"Ya Teman ipar, kalau kakak ipar kan istri/suaminya kakak kamu, kalau teman ipar berarti istri/suami teman aku. Hihi" tawa ki

"Haa?? oohh.. hahahahaha" tawanya baru nyadar

"Kamu nie, tanya itu terus" kata nya

"Abisnya cewek kayak kamu kok jomblo, apalagi coba kalau bukan lesbiola" kata ku

"Hehe, ya gimana, aku masih belum bisa nerima orang lain" katanya

"Haa?? ooo jadi kamu masih sakit hati sama mantan kamu dulu, gk bisa move on gitu?" tany aku

"Bukan gitu. Hmmm.. tapi…" katanya ragu

"Cerita deh, sama aku kok kamu gitu" kata ku maksa

"Hmm.. dulu aku punya sesorang yang aku sayang banget. Kita juga saling mencintai, tapi aku juga nyadar kalau kita tidak akan bisa bersatu. Jadi aku merelakan dia dengan orang lain" katanya pelan

"Kok kalian gak berusaha lanjut?" tanya ku

"… hmm" dia menggelengkan kepalanya

"Emang masalahnya apa, beda agama? suami orang? kalau kalian udah saling mencintai pasti bisa harusnya dilanjutkan" kata ku

"Bukan juga vi, hubungan kita emang gak bisa dilanjutin" kata ku

"Terus kenapa gak bisa? emang kalian saudara?" kata nya

"Uhuk.." dia kayak tersedak

"Ng…ngak juga.. itu aku gak bisa cerita vi, maaf ya" katanya

"Kamu nie, cerita setengah setengah, ngeselin tau" kata ku cemberut

"Hikss.. hikss.." dia malah nangis

"Aduhh.. ngak Gie, aku cuma becanda.. aku ngerti kok syank.." aku pindah duduk di sebelahnya dan memeluknya. Dia merebahkan kepalanya di dada ku

"Makanya aku jarang pulang.. Aku pengen perlahan melupakan dia, dan membuka diri untuk orang lain" katanya

"Iya, kalau emang begitu, kamu gak usah mikir itu lagi. Kan dia juga udah bahagia, kalau kamu emang menyayangi dia, biarkan aja. Masih banyak ada orang lain yang akan bisa mencintai kamu seperti dia" kata ku

"Iya vi, aku akan berusaha" kata nya

"Kamu buat sayembara aja pasti ribuan cowok bakal ikut Gie, hehe" kata ku

"Haha, terus lombanya ngapaen?" tanya nya

"Hmm.. oo itu, yang paling jago dandan. Kan bisnis kamu itu" kata ku

"Lah, bencong dong yang menang, hahahaha" tawanya

"Hahahaha, bukannya jadi suami, malah jadi karyawan di salon kamu" tawa ku. Kita ketawa ketawa di warung itu, bodo amat orang rame. Cewek cantik mah bebas.

"Terus kenapa kamu nangis tadi pagi??" tanya ku

"Haa?… Hmm, ngak kok, kan aku bilang kelilipan" katannya ngeles

"Alah, pake bo'ong lagi. Jujur deh Gie, aku tu tau" kata ku

"Hehe" dia senyum senyum

"Kenapa emang? inget sesuatu?" tanya ku

"Bukan cuma sesuatu Gie, lebih dari itu" katanya sambil meminum es jeruk

"Terus?" tanya ku

"Aku keinget momen saat aku pertama kali jatuh cinta sama dia" katanya

"Wah kok bisa?" tanya ku heran

"Ya momen nya sama" katanya lagi

"Momen yang mana? anak kecil nangis nangis itu?" tanya ku

"Haha, bukaan" katanya ketawa

"Yang mana dong?" tanya ku

"Saat suami kamu ngasi gelang bunga ke anak kecil itu" katanya

"Ooo..oo..oo.. aku ngerti, mantan kamu itu tukang bunga ya?" kata ku

"Ihhh bukan, hahaha. Kamu nie" katanya nyubit aku

"Terus apa dong?" tanya ku

"Dia juga ngasi aku cincin, dari bunga gitu" kata nya

"O gitu, hihi.. Miskin ya mantan kamu, gk bisa beliin cincin, hahaha" tawa ku

"Bukan materinya Vi, tapi niatnya itu lo" kata nya

"Hehe, iya, becanda say. Romantis bener ya" kata ku

"Naa itu. Makanya aku jadi bawa perasaan tadi" katanya

"Sampai sekarang kamu masih cinta sama dia?" tanya ku

"…" dia mengangguk

"Hadehhh.. Kamu itu lo bisa dapetin cowok manapun, tapi… haha" kata ku heran

"Ya mau gimana lagi Vi, cinta kan gak bisa dipaksa" katanya

"Terus dia sekarang udah nikah gitu?" tanya ku

"Iya, udah punya 2 anak" katanya

"Hahahahhaa.. mau jadi pelakor kamu?" tawa ku

"Tau ahhh.. pusing aku" katanya

"Gini deh, itu artinya mantan kamu udah bahagia sama keluarganya. Mending gak usah deh kalian berhubungan lagi, gak usah ketemu" kata ku

"Iya kalau bisa.." katanya pelan

"Kenapa??" tanya ku

"Ehh ngak.. iya tak usahain" katanya

"Atau kamu gak usah balik ke Bali deh, nikah di jakarta sana" kata ku

"Orang tua ku disini vi" kata nya

"Kan udah ada kakak kamu juga disini. Kamu sekali sekali aja pulang" kata ku

"Tapi aku kangeenn.. pengen ketemu dia" katanya

"Hadehhh stres aku nasehatin cewek budak cinta kayak kamu" kata ku geleng geleng

"Hahahaha.." tawanya ngakak

……………………………………………………………………………………………………………………

[ POV Nanda ]

Wah keren gini jadinya rumah gw, full dekorasi. Gapura di depan juga bagus. Foto foto gw sama silvi udah di pajang. Video slideshow juga sip.

"Makasi ya bli semua.." kata gw ke temen temen semua yang bantu dekorasi. Semua udah siap, makanan juga siap. Besok tinggal siapin diri untuk acara aja. Ehh udah jam 5. Gw siap siap dlu jemput istri gw.

"Yank aku otw" gw WA dia pas menuju kerumahnya. Mudah mudahan kandungan nya silvi sehat, dan anak gw juga sehat.

Sampai dirumah silvi, gw ngobrol ngobrol sama bapak mertua gw. Mengenai acara besok, toko di singaraja. Beliau juga kaget tau bakal punya cucu, haha.

"Yok jalan" kata silvi dateng, dia udah siap, udah cantik, udah kayak mamud seksi, haha.

"Mama ikut?" tanya gw, soalnya mama gak kalah cantiknya

"Iya lah, emang ngerti kalian konsultasi kandungan" katanya

"hehe, iya iya" kata gw. Kita pun bertiga pergi ke dokter sesuai rekomendasi mama.

Sampai disana rame banget, duh sampai jam berapa nie bakal antri.

"Ya ampun rame gini, bisa sampai tengah malem ma" kata silvi ke mama

"Naa itu, inilah fungsi orang yang berpengalaman" kata mama

"Maksud mama?" tanya kita

"Mama udah booking tadi sore, sekarang kita tinggal daftar terus gak usah antri deh" katanya

"Waaa.. Emang mama panutan ku" kata silvi

Kita masuk ke sana, dan gw anter silvi daftar. Dan memang kita disuruh nunggu, katanya abis ini langsung masuk. Kita duduk di ruang tunggu, gw lihat disekitar banyak ada ibu ibu hamil, ada yang besar, ada yang belum, hehe. Tak berapa lama kemudian nama nya silvi dipanggil. Kita bertiga masuk ke ruang dokter. Mama sama silvi duduk, gw berdiri. Soalnya cuma ada 2 kursi. Dokter pun tanya tanya bentar, lalu silvi di suruh rebahan di bed pasien itu, mau di USG katanya. Deg degan gw.

"Gimana dok?" tanya mama

"Bagus kok, itu udah keliatan, tapi masih kecil banget, baru jantungnya saja terbentuk" kata dokternya.

"Kita dengerin detak jantung nya ya" katanya. Munculah di layar seperti gelombang saat stel musik tu, hehe.

"Dug dug dug dug" suaranya. Gw seneng banget tau kalau ada nyawa di dalem rahim istri gw. Dokter sempet klak klik sana sini di alat USG itu, kayak dia mau nyari sesuatu.

"Kenapa dok?" tanya gw,

"Hmm.. kayak ada dua ya" katanya

"Maksudnya dok??" tanya kita

"Ada kemungkinan kembar" katanya

"Haaaa?" kita kaget,

"Nanti aja kita pastikan lagi, yang jelas kondisinya bagus. Nanti ibu minum obat penguat aja sama vitamin. Kalau mualnya gimana?" tanya dokter

"Pagi pagi aja dok, sama kalau abis makan itu mual banget" katanya

"Y wajar itu, tak resepin obat aja ya, kalau emang gak bisa di tahan mualnya baru minum" kata dokternya, ramah banget dokternya. Pantes rame banget.

"Iya dok" kata silvi

"Dok anak saya beneran kembar ya?" tanya silvi lagi

"Kemungkinan besar" katanya tersenyum

"Doa kamu terkabul yank" kata gw. Silvi benerin bajunya dan duduk lagi. Dokter ngasi resep dan mempersilahkan kita pergi.

"Dok.." tanya mama tiba tiba

"Iya bu.." katanya

"Kalau pantangan pantangan ada gak?" tanya nya

"Makan maksudnya?" tanya dokter

"Kalau makan gak ada pantangan, makan apa yang kamu mau, asal sehat ya" katanya

"Tapi kan katanya gak boleh makan ini itu dok" tanya silvi

"Mitos aja itu, kalau ibunya bahagia, sehat, anak pasti sehat" katanya

"Siap dok" kata silvi

"Terus kalau yang lain dok, berhubungan misalnya?" tanya mama, dih ngapaen mama nanya gitu, malu maluin aja

"Hehe, ya di kurangi dulu ya, solanya masih trimester awal. Tapi pelan pelan gapapa, soalnya ada beberapa kasus yang kandungannya masih lemah, jadi gak boleh banyak gerak" kata dokternya

"Oo iya iya" kata gw. Gw juga pernah denger gitu, 3 bulan pertama masa rawan. Mending gw tahan tahan aja dah. Tapi ngapaen mama nanya gitu semangat banget.

Kita pun pulang, gw lihat masih banyak antrian di luar, haha. Sampai dirumah kita ngabarin bapak dan yang lain, pada seneng dah semua. Sekitar jam setengah 8, kita pun pamit. Gw sama silvi balik kerumah, harus banyak banyak istirahat, karena besok harus ada acara lagi. Belum lagi nanti acara di gereja di tempatnya silvi, yang emang rencananya 2 minggu lagi. Gapapa deh, kita harus semangat.

"Waahh bagus yank" katanya saat ngeliat rumah gw full dekorasi.

"Itu fotonya aku taruh situ ya, sama disana" kata gw nunjuk tempat naruh foto prewed kita,

"Iya pas dah disitu" katanya. Dirumah juga masih rame, kerabat kerabat gw masih sibuk buat persiapan besok, ada yang masak, ada yang nyiapin sarana.

……………………………………………………………………………………………………………………

"Tit..tit..tit..tit.." suara alarm bunyi bangunin gw, gw setting jam 3. Soalnya jam 4 kayaknya Anggie dateng.

"Yank.. yank.. bangun" gw bangunin silvi

"Hmmm.. udah yank ya?" tanya nya,

"Yok bangun, anggie bentar lagi dateng. Kita mandi dulu, aku buatin air anget" kata gw

"Uaaahhem.. ngantuuk" katanya meluk gw

"Hari ini aja, yok semangat" kata gw

"Hikss" dia masih pejemin matanya

"Mau aku perkosa dulu atau gimana nie biar kamu bangun" kata gw

"Haha, inget lo dokter bilang gak boleh" katanya

"Pelan pelan kan gapapa, celup ujung nya aja" kata gw

"Ihh maksudnya, hahahaha" dia akhirnya bangun…

Dan bener setelah kita mandi dan sarapan dikit, sekitar jam 4 kurang Anggie dateng sama 2 anak buah nya. Dirumah juga udah pada rame, emang kalau di kampung gini, kalau ada acara di rumah orang semua pasti bantu kerumah.

"Sini Gie.." ajak silvi masuk ke kamar gw, kamar gw emang udah tak siapin untuk kita berias.

"Duh susah nya cari rumah kamu" katanya ke gw

"Hehe, ya maklum di kampung Gie" kata gw. Kita pun mulai ber-rias. Gw lirik lirik anggie lincah banget tangannya ngerias silvi, kalau gw di rias sama anak buah nya, mbak mbak imut juga, haha. Gak banyak yang bisa gw ceritain disini. Emang setelah kita berdua selesai, anggie pamit dan siang nanti di dateng lagi untuk kita ganti baju. Karena emang 2 stel kita pesan.

Begitu juga rangkaian acaranya. Jadi dari pagi sampai siang, kita mengikuti prosesi acara, lancar gak ada masalah. Keluarga silvi juga dateng. Lalu siangnya kita ganti baju, dan bersiap menyambut tamu tamu yang dateng. Waaaaa, gila bener emang nikahan gini, capek banget. Harus senyum lah, ngobrol sana ngobrol sini. Dan emang rame juga yang dateng, temen – temen SMA, temen kuliah silvi. Bela belain mereka dari jawa kesini.

Sampai jam 9 malem akhirnya tamu pada bubar semua. Kita bener bener capek, silvi gw lihat wajah nya agak pucat, gw takut juga dia pingsan lagi.

"Yank kamu gapapa?" tanya gw setelah kita ganti baju di kamar,

"Lemes yank" katanya

"Pusing?" tanya gw

"Iya berat kepala ku" katanya

"Ya udah istirahat aja y, tiduran dulu" kata gw. Duh kasian istri gw. Dia pun rebahan, gw selimutin.

"Cup" gw kecup bibirnya

"Kamu mau kemana?" tanya nya pas gw mau keluar,

"Aku tak pastiin di luar udah beres yank, takutnya masih ada yang beres beres" kata gw

"Jangan lama lama ya" katanya

"Iya, kamu tidur dah duluan" kata gw. Malem itu emang masih ada ibu ibu di dapur yang nyuci perabotan lah, beresin makanan sisa, ya gw mau coba bantu tapi mereka nyuruh gw isitrahat aja. Karena emang udah aman, gw tinggal aja. Di kamar silvi udah tidur nyenyak. Gw tidur disebelahnya.

"Makasi syank" bisik gw,

……………………………………………………………………………………………………………………

9 bulan kemudian…

"Yank.. bentar lagi anak kamu lahir lo, sampai sekarang kamu masih belum ngasi nama" kata silvi marah marah ke gw. Kita lagi di kamar malem malem, ngobrolin nama kedua putri kembar kita. Emang bener prediksi dokter kalau anak gw kembar, cewek cewek, hihi.

"Hehe, abisnya bingung yank, siapa ya" kata gw

"Aku usul kamu gak mau?" katanya

"Masak namanya "Bulan" sama "Bintang", terlalu biasa yank" kata gw

"Ya terus apa, orang dia kembar, kan harus satu tema" kata silvi

"Atau Mika sama Miki" kata gw

"Gak mau, emang plastik mika" kata silvi

"Pokoknya bulan-bintang" katanya manyun

"Hmmm.. atau kita cari bahasa lain aja yank" kata gw

"Maksud kamu?" tanya nya

"Misalnya "Moon" dan "Star" " kata gw

"Putu Moon gitu, haha" tawanya

"Gak enak ya.. hmm apa ya, bahasa lainnya bulan apa sih" kata gw

"Purnama, Chandra, Chindy" kata silvi buka buka hp nya

"Ooo ini ada lagi yank.. Luna" kata nya lagi

"Naa itu, "Luna" aja yank" kata gw

"Hmm iya ya, bagus juga "Luna" hihi" kata silvi,

"Oke deal, kakaknya namanya Luna" kata gw

"Terus adiknya?" tanya silvi

"Bintang ya.. star, aster, blink, haha" tawa nya sambil buka google

"Aster ya, astir, astar, astri…." kata gw

"Astrid!!!!" kata kita berdua,

"Hahaha.. Iya iya, Astrid" kata Silvi

"Iya deh, deal.. Luna dan Astrid" kata gw

"Duh gak sabar, aku yank" kata gw

"Tapi aku takut ngelahirin yank, sakit pasti ya" kata nya

"Gapapa syank, semua ibu juga gitu kok, sakitnya paling bentar aja" kata gw

"Aku pasrah aja deh, mudah mudahan bisa lahir normal nanti" katanya

"Nanti aku bantu kok, aku bakal terus di samping kamu nanti saat kamu ngelahirin" kata gw

"Emang berani?" tanya nya

"Berani lah, kan pengen tau juga aku" kata gw sambil memeluknya

"Awas kamu kabur ya" katanya

"O ya yank, besok temenin lagi jalan jalan pagi ya" katanya, emang dokter nyaranin silvi harus sering sering jalan, biar bayinya cepet turun,

"Siaaapp, besok kita ke taman kota aja, sambil beli nasi kuning" kata gw. O ya, kita sekarang udah tinggal di Singaraja, sambil gw urus toko disini.

"Yank kata dokter kan harus sering sering juga" kata gw

"Sering ngapaen?" tanya nya

"Ini lo, biar lancar nanti" kata gw nekan pantatnya

"Ihh ayank nie, haha" katanya

"Aku kan ikut petunjuk dokter yank" kata gw

"Aku kayak gajah gini, kamu masih doyan yank ya?" tanya nya

"Haha, walaupun kamu kayak gajah obesitas gini, kamu tu tetep perempuan yang paling cantik di mata ku yank" gw kecup lehernya

"Hiks.. jahat, kembalikan body aku yang dulu" katanya

"Nanti kalau udah lahiran kan kembali lagi" kata gw

"Enak aja kamu ngomong" katanya

"Tapi apapun bentuk kamu yank, kamu tu tetap belahan jiwa ku, serius" kata gw

"Bener ya, awas kamu lirik cewek lain" katanya

"Gak ada wanita lain selain kamu" kata gw nyium dia

"Hmmppf… hmmppff..mmpp" silvi menoleh ke belakang dan gw cium lembut bibirnya. Perlahan gw elus perutnya,

"Adik – adik, papa ijin ya" bisik gw

"Hihi" tawa silvi,

"Ayank pelan pelan yah" katanya

"Iya" gw mengangguk. Karena dia pake daster lehernya lebar, tangan gw menyusup untuk meraih dada nya. Dada nya silvi nambah gede, gw gk tau ukurannya, tapi pas dia hamil gini jadi gede banget, haha. Puting ny juga tambah gede.

"Ahhh.. hmmmm.." desahnya saat gw sentuh puting nya,

"Ayo yank, aku udah gak tahan.." bisiknya sambil meremas selangkangan gw. DI 3 bulan kehamilannya dia, silvi emang gak pernah ada mood buat berhubungan gini, tapi pas udah hamilnya mulai besar, dia malah sering yang minta.

Gw buka celana gw, dan dasternya silvi gw naikkan ke atas. Dia emang kalau malem tidur gini, gak pernah pake celana dalem, pada gak muat katanya. Gw mundurkan sedikit badan gw, dan gw arahkan kontol gw ke memeknya dari belakang.

"Hmmm…ahhh..ahhh" desahnya saat kontol gw berhasil menyusup ke lubang memeknya. Perlahan gw maju mundurkan pantat gw, pelan banget. Sama ibu hamil besar gini harus hati hati.

"Enak?" bisik gw,

"He ehhh.. ahhh" desahnya..

"Cepetin yank.. ahh" katanya, matanya masih terpejam, tangannya meremas bantal di kepalanya. Gw tambah sedikit kecepatan, gw rasakan kontol gw udah besah banget, gesekan nya makin nikmat, apalagi memeknya silvi tambah tembem gini.

"Ayank.. ahhh.. ahhh.. ahhhh" desahnya menahan nikmat. Gw juga udah gak bisa tahan lagi, udah mau keluar..

"Ahhh.. hmmpp….ahhhhhhhh" dia menekan pantatnya lebih kuat, gw pun membenamkan dalam dalam kontol gw

"Ahhh.. ayank…" gw memejamkan mata menikmati orgasme kita..

"Hahh.. hahh.." silvi masih mengatur nafasnya

"Cepet ya?" kata gw

"Hihi, abisnya enak" katanya

"Iya sama" kata gw

"Hihi, bobok yok" katanya menarik tangan gw, dan di taruh di perutnya,

"Ehhh..ehh" kita berdua kaget, karena anak gw nendang nendang

"Haha, pasti marah mereka, goyang goyang soalnya tadi" kata silvi

"Maaf ya syang, soalnya mama kamu tu kepengen terus" kata gw sambil ngelus perutnya

"Yeee enak aja.. papa kalian tu, yang pengen terus" katanya

"Hahahahha"……

……………………………………………………………………………………………………………………

Sekitar 1 minggu kemudia

"Yank…. yaankk!!!!" teriak istri gw dari dalem rumah. Gw masih ada di toko ngecek ngecek data transaksi,

"Iyaa, kenapa yank?" teriak gw

"Siniii cepeettt!!" teriaknya. Gw lari masuk kerumah.

Pagi pagi, sekitar jam 10, silvi baru keluar dari kamar mandi, dia masih handukan doang.

"Ayank liat" katanya nunjuk lantai,

"Haa" ada bercak darah, wah udah mau melahirkan istri gw. Gw panik sendiri, cepet cepet gw masukkin barang barang ke mobil, kita udah siapkan jauh jauh hari, baju bayi, alat mandi, semua lah. Silvi juga cepet cepet ganti baju. Gw telpon mertua gw di Denpasar. Dan mereka bilang langsung otw kesini.

Kecepatan tinggi gw berangkat ke rumah sakit. Kita masuk UGD dan silvi langsung rebahan di 1 bilik. Perawat memeriksa bukaan nya, jadi di colok gitu dia.

"Ooo masih bukaan 3, di tunggu ya" katanya

"Sabar ya" gw elus kepalanya

"Ayank takut" katanya

"Gapapa, aku temenin disini, lagi bentar mama sama papa dateng" kata gw. Hampir 6 jam gw di UGD, sambil menunggu bukaan. Mama, papa, Ryan juga dateng, mbak inem pun ikut. Lalu perawat ngecek lagi.

"Oo udah, kita ke ruangan" katanya. Silvi pun di bawa ke 1 ruangan, kemudian dia tiduran di salah satu bed, dan di pasang alat alat, perutnya di tempelin untuk ngecek denyut jantung si bayi.

"Maem dulu syank" kata mama sambil ngeluarin bekal nasi yang di bawa tadi,

"Ma ini nunggu apa lagi?" tanya gw

"Ya nunggu bukaan nya silvi, nanti kalau udah sampai bukaan 10 gitu, baru deh siap" kata mama

"Oo gitu" kata gw. Silvi pun disuruh jalan jalan biar bukaannya lebih cepet. Gw anter dia naik turun di tangga rumah sakit.

Jam demi jam berjalan, masuk sekitar jam 11 malem, silvi mulai kesakitan. Tiap 6-7 menit dia meringis kesakitan.

"Ayankk.. ayankk….aawwwwww.." dia menangis saat sakit itu dateng. Lalu hilang lagi. Begitu terus, gw pun panik. Gw tanya suster, katanya emang gitu. Saat bukaan nambah si bayi mulai turun, maka akan sakit. Justru kalau sakit itu bagus. Kata suster nya.

"Ayank tahan ya, tahann" kata gw, gw peluk dia, pijet pijet pinggang nya, kaki nya, Sampai sekitar pukul jam 5 pagi, silvi udah kesakitan banget. Suster bilang juga udah siap. Silvi di pindah ke ruang bersalin. Gw masuk sama mama, yang lain nunggu diluar. Silvi di pasang oksigen, denyut jantung bayi terus di cek. Tak lama kemudian dokter pun dateng.

Disinilah gw berpikir kalau perjuangan seorang ibu itu bener bener sampai mempertaruhkan nyawa untuk ngelahirin kita. Menahan sakit yang amat sangat. Beberapa kali silvi ngeden tapi si bayi belum keluar. Gw langsung keinget ibu gw, orang yang ngelahirin gw. Air mata gw netes terus, gw gak kuat liat istri gw menderita gini. Seandainya bisa di tukar, gw aja yang ngelahirin. Gw genggam tangannya, dia meremas tangan gw. Gw berdoa terus, ngasi dia semangat. Sampai dokter bilang

"Ayo ayo ibu.. ayo.. dorong lagi sekali"

Keluarlah anak gw yang pertama, suara tangisannya keras. Tapi masih ada lagi satu.

"Sayank lagi sekali ya" bisik gw, silvi pun mendorong sekuat tenaga, dan anak kedua keluar. Suster menaruhnya di dada silvi bentar, lalu membawa nya untuk di bersihkan, lalu di pakein baju. Itulah momen yang gak bisa gw lupakan. Perjuangan istri gw tidak sia sia.

"Ayank.. hahh" dia lemah sekali. Matanya sayu, seperti mau pingsan.

"Ayank.. aynk.. anak kita udah lahir" gw cium keningnya. Tapi silvi gak menjawab, dia memejamkan matanya..

"Yaankk… yaaaankk!!!!!" teriak gw.

……………………………………………………………………………………………………………………

[ POV Silvia ]

"Hmmm… hhmm…" kepala ku pusing banget, aku kedip kedip kan mataku. Aku lagi di kamar rumah sakit. Ku lihat di sebelah kanan, ada papa, mama, ryan, mbak inem lagi duduk, sambil melihat 2 keranjang bayi.

"Heii.." ku lihat di kaki ku, suamiku lagi duduk disana.

"Akhirnya kamu bangun" katanya tersenyum

"Ayank mana anak kita? Aku kenapa tadi?" tanya ku

"Anak kita baik baik aja, sehat, cantik kayak kamu" kata nya

"Tadi kamu pingsan, tapi sekarang udah gapapa kok" katanya, tapi air matanya netes.

"Kok kamu nangis?" tanya ku

"Gapapa, aku seneng kamu baik baik aja" katanya. Lalu mama pun mendekatkan kedua keranjang bayi itu. Aku pertama kali melihat anak ku, lucu banget, mukanya kayak papa nya. Aku pun menangis, aku bahagia.

"Yang mana Luna yank?" tanya ku

"Itu, yang hidung nya kayak kamu" katanya nunjuk salah satu,

"Luna… Astrid…" aku sentuh pipi mereka.

"Sekarang kamu harus netekin mereka ya" kata mama

"Haa…" aku kaget

"Nie cepetin, udah pada haus mereka" kata mama. Kedua anak ku sekarang kenyot kenyot puting ku, hihihi, geli banget. Tapi rasa kasih syang sama anak ku jauh lebih besar dari rasa sakit saat dia gigit gigit puting ku, walaupun gak ada giginya, hehe.

"Ehh jangan di abisin ya" kata suamiku, hahahaha

"Hahahaha, sekarang ini punya kalian, papa kamu gak bakal dapet" bisik ku,

Karena kondisi ku masih lemah, aku juga masih pake infus, jadi aku gak bisa pulang hari itu. Kita harus nginep 1 malem di rumah sakit. Jadi besok baru bisa pulang.

Malem nya anak ku tidur pulas, semua juga udah pada istirahat.

"Kamu kenapa sih?" tanya ku ke Nanda, dia tiap liat aku pasti senyum senyum terus mengelap air matanya.

"Gapapa kok, aku masih keinget yang tadi aja. Kamu berjuang luar biasa banget" kata nya

"Aku juga gak nyangka, bisa juga lahir mereka, hihi" kata ku

"Aku syang kamu…" katanya ngecup kening ku

……………………………………………………………………………………………………………………

[ POV Nanda ]

Malem itu gw masih gak bisa tidur, pikiran gw serasa gelap banget. Setelah silvi pingsan tadi. Dokter memeriksa, dan dia langsung dilarikan ke ruang lain. Gw belum dikasi tau kenapa. Hampir 3 jam, gw menunggu dengan cemas. Walaupun anak gw udah lahir sehat, tapi ibunya masih belum sadar. Sampai dokter memberi tahu sesuatu yang bikin gw kaget.

Katanya memang silvi mempunyai penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Dari gejala nya dia tadi, beserta informasi yang gw ceritakan kalau memang silvi sering pingsan. Silvi sempat dilakukan CTscan, dan ditemukan ada benjolan seperti tumor di otak. Saat gw tanya apa ganas atau jinak, dokter belum bisa menjawab. Harus dilakukan MRI otak, jadi nanti dijadwalkan untuk MRI tersebut. Gw tanya apakah ini berbahya atau tidak, dokter bilang sangat berbahaya. Bahkan kalau sudah ganas, umur istri gw udah gak lama lagi.

Ya ampun……….. Gw bingung harus gimana caranya ngasi tau silvi. Gw kembali melihat dia yang sedang tertidur. Gw genggam tangannya, air mata gw netes lagi….

BERSAMBUNG – Hidup Di Bali Part 09 | Hidup Di Bali Part 09 – BERSAMBUNG
INDEKS : Cerita Bersambung Hidup Di Bali

kalau gitu

Source: https://kisahmalam.wtf/cerita-bersambung-hidup-di-bali-part-09/

Posted by: littlethatuligh.blogspot.com

0 Response to "kalau gitu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel